Thursday, November 29, 2007

Resep KBB#2: Chocolate Mousse Cake


Description:
Sumber : Penny Oliver Cuisine 2005
Resep tantangan kedua Klub Berani Baking....ceritanya di disini ya....
Bikinnya asli...gak pake modifikasi.

Ingredients:
Cake :
4 bh telur utuh,
3/4 cup gula kastor,
2/3 cup terigu all purpose,
1/3 cup maizena,
1sdt baking powder

Mousse :
250g cooking chocolate,
6 kuning telur,
250g mentega suhu ruang,
6 putih telur atau diganti 250 ml whipped cream

Topping :
300ml krim, kocok,
100g cooking chocolate dilelehkan dengan 50ml krim
3 sdm brandy (brandy bisa dihilangkan atau diganti dengan
vanili—meskipun tidak sama setidaknya ini memberi flavour ke coklat)



Directions:
Cake :
1. Kocok telur menggunakan mixer hingga naik dan kental.
2. Tambahkan gula sedikit demi sedikit sambil terus dikocok hingga adonan putih dan sangat kental.
3. Ayak semua bahan kering lalu campurkan ke dalam adonan telur hingga rata.
4.Tuang ke dalam loyang ukuran 26-28cm yang sudah diolesi mentega dan ditaburi tepung.
5. Panggang dengan oven yang sudah dipanaskan terlebih dahulu suhu 190C selama 25-30 menit.
6. Keluarkan cake dari loyang dan letakkan ke atas rak, dinginkan. Letakkan cake ke atas piring saji.
7. Eratkan aluminium foil ke sekeliling cake (kalau mau bisa pakai baking paper tapi digandakan, supaya bisa tegak dan lebih kukuh kalau disiram dengan mousse nantinya).

catatan: saya buat pake mika kecil-kecil

Mousse:
1.Tim coklat hingga leleh. Kocok kuning telur lalu campurkan dengan
coklat, aduk rata.
2. Tambahkan mentega sambil dikocok.
3. Kocok putih telur hingga kaku. Masukkan adonan putih telur ke dalam adonan coklat.
4. Tuang adonan ini ke atas cake. Tutup dan dinginkan selama 4 jam atau
semalaman.
(Jika menggunakan thickened cream, pakai 250g lalu kocok dan campurkan
ke dalam adonan coklat).

catatan : saya pake krim kocok

Variasi:
Untuk mousse, silakan divariasi dengan flavour macam
frangelico, cointreau, brandy, atau vanili. Putih telur bisa diganti
dengan thickened cream jika ragu-ragu menggunakan putih telur.
Garnish/hiasan bisa divariasi dengan serutan coklat, coklat bubuk, buah segar.

Tutup cake dengan krim kocok lalu tuangi coklat leleh tadi. Potong dan
sajikan dengan sedikit tambahan coklat leleh di sisinya. (You can use
your imagination and your own style on this! Have fun!)

Monday, November 26, 2007

KBB #2: Chocolate Mousse Cake


Ini adalah kali pertama saya bergabung dengan Klub Berani Baking. Karena salah mengerti (saya pikir yang ikut KBB hanya pemilik blog di blogspot saja), maka say a ketinggalan KBB tantangan pertama.

 Tantangan kedua adalah membuat Chocolate Mousse Cake. Yang jadi hostnya adalah mbak Ema.

Pas terima resep langsung "jiper", bukan karena sulit bikinnya, tapi karena harga bahan-bahannya yang rada-rada "selangit" untuk ukuran di Indonesia. Maklum, sejak lebaran, kayaknya si bahan-bahan kue ini cenderung naik dan tampaknya gak ada rencana untuk turun.

Atas inisiatif Linda, maka kami member KBB yang di Bandung, sepakat untuk mebuatnya bareng-bareng, untuk menghemat bahan baku. Maka, berkumpul-lah kami bertiga, saya, Linda dan Yohana di dapurnya Yohana.

Yang pertama kami buat adalah alasnya, dari resep aslinya, dikatakan untuk loyang ukuran 26 cm, karena kami gak punya loyang ukuran segitu, dan rencananya akan dibuat dalam mika (karena bikinnya rame-ramejadi harus dibikin gampang membaginya), jadi pake loyang ukuran besar, trus sesudah matang, dipotong-potong sesuai besar mika.
Ini deh hasil kue yang dipotong-potong.

Tekstur cakenya seperti yang kami bayangkan, manis dan seret, soalnya gak pake lemak sama sekali, trus untuk ukuran kami sih, manis banget rasanya, jadi kalo besok-besok bikin lagi buat konsumsi sendiri, pasti dikurangin gulanya deh...

Udah gitu, mulai bikin moussenya. Karena konsumen kami bertiga adalah anak-anak kami sendiri, gak tega kalo pake telur mentah, jadi si kuning telur kami kocok di atas api biar yakin matang.


Bikin Moussenya juga nggak ada kesulitan, tapi kami memilih untuk mengganti putih telur dengan whipped cream, jadi hasilnya lembut dan gak gerindilan.


Tapi...pas dicicip...lho kok asin banget..... oh no.....ternyata kami pake salted butter, ya sutra lah.....yang penting atasnya diberi olesan yang manis....mudah-mudahan asinnya agak tersamar.
Karena mousse harus dibiarkan selama 4 jam di kulkas, kami langsung bubar sambil membawa cake mousse setengah jadi untuk dilanjutkan dikerjakan di rumah masing-masing

Dan...inilah hasil akhirnya.....cantik kan?

yah...lumayan deh, rasa asinnya agak tersamar oleh whipped cream dan lapisan coklat di atasnya. Pada dasarnya....gak sulit ternyata bikin chocolate mousse cake ini...cuma emang rada mahal dikit tapi...rasa sebanding dengan harga dong... Gak sabar nunggu tantangan berikutnya...BTW...resepnya aku taruh di sini ya....

Wednesday, November 21, 2007

Kangen.....

Saking sebelnya lihat tayangan sinetron di televisi Indonesia yang gak kenal waktu (dari pagi sampe pagi lagi...please deh..)
kok saya malah jadi kangen sama satu tayangan yang mulai "punah" dari televisi Indonesia....Telenovela.

Awal tahun 90 sampe 2000 kayaknya gak ada satupun televisi yang bebas dari telenovela (kecuali metro tivi tentunya)

Biar dulu sebel, dikit-dikit telenovela, tapi setelah sekarang gak ada, kangen juga. Kalo diliat dari cerita sih, sama aja sama sinetron jaman sekarang...rada gak masuk di akal, tapi toh menghibur juga sih, yang pasti, bikin ketagihan.

Saya masih inget sama telenovela yang saya tonton pertama kali judulnya Wild Rose di RCTI tiap jumat siang...hehe masih hafal banget deh. Dulu masih dubbing bahasa Inggris, jadi para pembantu masih belum berminat nonton.
Setelah cerita si Rossy itu selesai, mulai banyak deh telenovela2 lain dan serunya, kali ini ceritanya lebih mudah diikuti karena didubbing dalam bahasa Indonesia.

Ada 2 judul yang beneran jadi favorit ibu-ibu yaitu Maria dan Esmeralda.
Kedua telenovela itu "terpaksa" saya tonton, soalnya waktu itu semua perempuan (ibu dan 2 adik perempuan saya) di rumah,  nonton 2 telenovela tersebut.

Ceritanya sama aja sih, gadis miskin yang terpikat lelaki kaya, tapi setelah menikah, disia-siakan, ya udah deh, sepanjang cerita menderita melulu akibat disiksa lahir batin oleh tokoh antagonis dalam cerita tersebut, tiada hari tanpa air mata deh...tapi happy ending.

Biarpun saya gak nonton tiap hari, karena jadwal kuliah yang padat, tapi tetep bisa ngikutin ceritanya, karena intisari cerita satu episode emang cukup dirangkum dalam satu kalimat saja...hehe. "Bumbu"nya aja yang kebanyakan, yang membuat satu episode jadi panjang.

Gara-gara telenovela, di masa itu jadwal rapat dan arisan ibu-ibu gak boleh sampai mengganggu jadwal nonton telenovela.
Saya ingat banget, tiap rapat KIKK (keluarga istri karyawan dan karyawati) di kantor bapak saya, para ibu selalu memilih waktu yang gak bentrok sama telenovela. Pokoknya, paling lambat jam 3 sore, rapat harus sudah selesai karena jam 1/2 5 sore ada Esmeralda, jadi harus ada space waktu buat masak dulu sebelum nonton.

Akibat dasyatnya pengaruh telenovela di masyarakat karena berhasil membuat penontonnya "nyandu", sejumlah tokoh masyarakat sempat mendemo keberadaannya dan kritik keras di media-media, tapi biasa deh... anjing menggonggong kafilah berlalu, lha wong penontonnya banyak, iklan mengalir deras, ya telenovela jalan terus....tancap bleh..

Sekian tahun hidup dengan telenovela, hanya ada sekitar 5 judul yang saya tonton (kalo sempet), Maria, Alicia, Esmeralda, Gadis Pemimpi, dan Betty la Fea

Betty la fea adalah telenovela terakhir yang saya tonton....masih gak masuk akal juga sih ceritanya, tapi hehe lumayan lah, menghibur hati melihat usaha Betty menyemangati tim "buruk rupa" di kantor tersebut untuk selalu percaya diri dan menerima diri apa adanya.

Sekarang....udah gak ada telenovela...kok ya kangen...kangen sama cerita cintanya yang gak masuk akal itu, juga percakapan para tokohnya yang "menggelikan" akibat di dubbing ke dalam bahasa Indonesia, tapi ternyata menghibur juga.

Oh...telenovela...I miss u....

photo taken from : http://www.serials.ru/galleries/en/maria_la_del_barrio

Thursday, November 15, 2007

Scent of Woman

Hmm... Baru aja nonton (lagi) Scent of Woman nih...

Ada sedikit cerita kenangan saat saya nonton film ini, 15 tahun yang lalu...oops gak kerasa ya...

Pas iklannya keluar, saya dan Ira, teman sesama "Tukang Nonton" sudah langsung mencari jadwal lowong untuk menonton film ini.
Maklum...kuliah TPB di ITB....tiada hari tanpa praktikum, jadi harus maksain nih.

Entah kenapa kita nggak jodoh banget kayaknya untuk nonton film ini cepat-cepat, ada aja halangannya, sampe akhirnya kami bisa nonton karena ada satu mata kuliah yang dibatalkan karena semua dosen di jurusan kami pergi melayat seorang mantan dekan yang meninggal dunia.

Kami langsung cabut ke BIP, soalnya ini film emang cuma tinggal diputer di situ,  sambil menghela napas lega, karena akhirnya kesampaian juga nonton ini film yang kata review di koran dan majalah, bagus banget.

Jerih payah kami untuk memaksakan diri nonton film ini emang gak sia-sia... filmnya bagus banget.

Yang membintanginya Al Pacino dan Chris O'Donnell, Al Pacino berperan sebagai Kolonel Frank Slade, purnawirawan Angkatan Darat yang menjadi buta, sedangkan Chris O'Donnell berperan sebagai Charlie Simms, seorang siswa miskin peraih beasiswa di suatu sekolah ternama.

Charlie disewa oleh keluarga Frank untuk menjadi "baby sitter"nya Frank selama liburan Thanskgiving.

Charlie sendiri sedang bingung, karena menjadi saksi atas perbuatan tercela teman-temannya (yang merupakan anak-anak orang kaya dan berpengaruh di sekolah). Karena gak mau mengadukan temannya, Charlie diancam akan dikeluarkan dari sekolah.

Ternyata selama liburan ini, Frank juga berencana pergi ke New York, jadi mereka berdua berjalan-jalan dan menginap di hotel mewah. Ternyata Frank berniat bunuh diri setelah sebelumnya bersenang-senang memuaskan dirinya.

Niat Frank berhasil digagalkan oleh Charlie, mereka kembali ke rumah.

Charlie masih harus menghadapi sidang komite sekolah berhubungan dengan perbuatan teman-temannya, tak disangka Frank datang dan menemani Charlie dalam sidang, dan mencela sidang tersebut habis-habisan.

Cerita Scent of Woman, diangkat dari film Itali berjudul Profumo Di Dona, produksi tahun 1975.

Adegan yang banyak disorot orang adalah adegan saat Al Pacino  yang ceritanya buta ini berdansa Tango dengan Gabriel Anwar...hmm emang top deh Al Pacino

Cuma....kok Chris O'Donnell gak secakep dulu ya? hehe.... apa karena dulu mah waktu nonton di bioskop masih ABG umur belasan taun, kalo sekarang udah emak-emak beranak satu





Wednesday, November 14, 2007

Horror? ogah ah....

Biasanya tiap libur lebaran saya suka menyempatkan pergi ke bioskop, soalnya saat hari raya adalah saatnya launching film-film yang (biasanya) seru, karena penonton pasti lagi banyak-banyaknya.

Saya ingat, pemutaran Harry Potter 1 juga pas lebaran, jadi antriannya jangan ditanya...puanjang banget. Tiket pertunjukan untuk malam hari juga terpaksa sudah dijual, karena antrian sudah terlalu panjang.

Lebaran tahun ini ceritanya tergoda buat nonton Get Married. Udah semangat 45 ke BSM....alamak ternyata tiket pertunjukan hari itu sudah terjual habis. Ya...resiko sistem pembelian tiket sekarang yang bisa dibeli muka ya begini ini. Antrian gak keliatan, tapi tau-tau abis aja.

Ya udah...coba ngelirik ke film lain....alamak... studio 3: Kuntilanak2, studio: 4 Suster N, studio 5: Pocong 3, studio 6: film asing yang ternyata horor juga

Entahlah...mungkin memang lebaran taun ini gak ada film hollywood yang bermutu yang layak ditonton ato emang penonton sekarang doyannya yang horor-horor.

Gak tau kenapa, saya gak pernah hobby nonton film yang seram-seram atau yang darderdor berlumuran darah. Ya...rada serem dikit kayak sixth sense masih oke sih.... tapi kalo yang Jailangkung,Pocong, kuntilanak, hantu kebon jeruk, lantai 13... ah gak minat banget.

Saya jadi inget waktu nonton Interview with the vampire. Saya bersedia nonton, karena yang mainnya Tom Cruise, Brad Pitt dan Christian Slater, tapi....wops...kok serem juga ya... ah kapok deh nonton film kayak gitu lagi, biarpun yang mainnya kasep.

Kata adik saya (yang hobby banget nonton film horor/thriller), nonton film horor itu seru, soalnya dibikin penasaran sampe akhir dan asyik bisa jerit-jerit....

Ye....nonton DaVinci Code juga penasaran, tapi paling enggak pemandangannya bagus dan gak pake ditakut-takutin, trus kalo mau jerit-jerit pergi aja ke lapangan bola, nonton pertandingan..

Tapi biar banyak yang mengkritik, film horor toh masih banyak diproduksi dan memang banyak juga penontonnya, apalagi ABG-ABG.

Buat saya, nonton itu harus menghibur, syukur-syukur nambah wawasan, tapi paling enggak pulang nonton, hati senang dong...

Gak pa pa deh saya dikatain penakut, daripada nonton sambil gak happy!

Saya sih masih setia nonton film-film macam Ghost (nah kalo ini biar judulnya Ghost tapi gak serem, malah romantis abis...hehe soalnya waktu nonton dulu masih ABG), Titanic, A wAlk In the Cloud, While You Were Sleeping dan sejenisnya deh...

Pulang berlinang air mata gak pa pa, daripada pulang-pulang jantungan, ato seperti adik saya...gara-gara nonton Suster Ngesot malam-malam, pulang nyetir sendiri, ketakutan sepanjang jalan... hih...salah sendiri...

Si Tukang Nonton

Tukang Nonton....begitu kata temen-temen saya waktu SMA dan kuliah dulu.
Bayangkan saja, tiap ada film baru (asal jangan film horor....gak doyan...) mesti langsung cabut ke bioskop. Apalagi yang main dan Tom Cruise & Pierce Brosnan nu kasep tea.

Waktu SMA, rada susah cari temen nonton, paling adik-ku, ato kalo udah bete, nonton...sendiri.

Pas kuliah, ternyata ketemu teman asal Bogor sesama movie mania dan sesama penggemar Tom Cruise dan Pierce Brosnan...cocok klop kan
Apalagi tiket bisokop saat itu berkisar Rp 2500 - Rp 4000 saja, kira-kira sama dengan harga semangkuk bakso. Biasanya kami memilih nonton hari Senin, karena hari itu kami puasa sunah, jadi ongkos buat makan bakso kita pake nonton.

Semangat nonton terpaksa dikurangi saat krismon melanda, dan harga tiket melambung tinggi jadi Rp 15.000 - Rp. 20.000. Tapi kemudian diberlakukan nomat-nonton hemat tiap senin, syukurlah... hobby nonton masih bisa berlanjut meskipun tiap senin harus rela antri bareng sama ABG.

Ayah Tio bukan penggemar nonton film, tapi kadang suka ketularan juga, tergoda buat ikut nonton, meskipun sepanjang jalan menuju bioskop cerewet tanya-tanya tentang kira-kira jalan ceritanya kayak apa, trus rame apa nggak., jadi justru saya jarang banget nonton sama ayah Tio kecuali emang  beliau yang ngajak.

Sekarang, ada Tio, hehe...berminat "menurunkan" hobby dong.

Tio saya ajak nonton pertama kali di bioskop saat umur 3 tahun. Soalnya udah berani di tempat gelap, udah bisa ngomong kalo mau pipis, trus udah mau duduk diam dalam jangka waktu cukup lama.

Film pertama yang ditonton Tio adalah Madagascar, yang menceritakan kehidupan satwa di kebun binatang yang kemudian dilepas ke Afrika, tapi nyasar ke pulau Madagascar. Tio sangat bersemangat saat akan menonton. Kami nonton di BSM biar dekat rumah. Tio belajar beli tiket sendiri, trus belajar cari studio dan tempat duduk sendiri.
Cuma sayang, film blom selesai, Tio udah ketiduran.

Tapi ternyata Tio gak kapok...dia semangat mau nonton lagi.

Trus ketika film Ice Age2 diputar, kami nonton lagi. Kali ini sekalian mencoba bioskop baru di Braga Citiwalk. Hehe, lagi-lagi Tio bobo di tengah film.

Film-film kartun dan anak yang selanjutnya gak pernah terlewat kami tonton...soalnya Tio udah tau cara lihat ada tidaknya film baru....baca koran, dan lihat di bagian info film.

Setelah Ice Age2 kami nonton Chicken Little, Cars....hmmm masih jadi favorit sampe sekarang, Happy Feet, The Wild, Chronicle of Narnia, Charlotte's Web, Flush away, Surf Up, bahkan Harry Potter5 ( hehe....ini mah emaknya yang pengen nonton) dan yang terakhir The Reef (cuma diputer di Blitz megaplex)

Tapi yang menyebalkan, ternyata bioskop 21 hanya bersedia memutar film jika jumlah penonton minimal 10 orang.
Ini kejadian waktu nonton Meet The Robinson....kami terpaksa gak jadi nonton karena penontonnya cuma kami berdua. Supaya Tio gak kecewa, akhirnya kami pindah nonton film Mr.Bean's Holiday (yang ternyata diperuntukkan untuk remaja....heh...gemes ama penjual tiket yang bilang ini film semua umur).

Berdasarkan pengalaman ini, saya dan Tio memilih nonton di blitz megaplex, karena di sana biarpun penontonnya cuma seorang, film tetap diputar.

Yang pasti sekarang Tio sudah bisa menonton film sampe tuntas, gak pake ketiduran di tengah film


Monday, November 12, 2007

Kwetiauw Goreng


Description:
Kwetiauw merupakan makanan baru di keluarga kami, soalnya kwetiaw baru ngetrend dalam beberapa tahun ini aja di bandung.
Sejak penjual nasi dan mie goreng langganan kami juga ikut jualan kwetiauw goreng, jadi ikutan bikin sendiri juga di rumah.
Kwetiauw goreng versi saya sih gak jauh beda sebetulnya sama mie goreng biasa, pake baso, udang, dan daging ayam, cuma beda bahan dasarnya aja, ya...pake kwetiauw tentunya...
Selamat mencoba

Ingredients:
1 bungkus kwetiauw basah
100 gr fillet dada ayam, potong dadu
50 gr udang kupas
1 butir telur, dibuat orak arik
10 butir baso sapi, potong-potong
1 ikat pakcoy, potong-potong
1 buah tomat, potong - potong
6 siung bawang merah, iris
3 siung bawang putih,geprek, cincang kasar
1 batang daun bawang
1 st garam
1/2 st merica
1/2 st gula pasir
kecap manis
1 st minyak wijen
bawang goreng untuk taburan
acar sayuran untuk pelengkap

Directions:
1. seduh kwetiauw dengan air panas sebentar, tiriskan dan uraikan.
2. Tumis bawang merah dan bawang putih sampai harum, masukkan fillet ayam, udang dan baso, aduk sampai berubah warna.
3. masukkan tomat daun bawang dan pakcoy, aduk rata, masukkan kwetiauw,tambahkan garam, merica, gula dan minyak wijen, aduk lagi.
4. tambahkan kecap manis sesuai selera, aduk rata lagi, masukkan telur orak arik, angkat.
5. Taburi bawang goreng, sajikan hangat dengan sambal botol dan acar sayuran

Orak arik sayuran


Description:

Gara-gara makan orak-arik seperti ini di nasi Kalong bareng sama JSer Bandung, jadi pengen bikin sendiri.
Kata yohana, biar enak orak-ariknya pake daging kepiting. Tapi karena hari gini susah nyari kepiting, ya udah, diganti sama udang aja. Masih tetep enak kok...

Ingredients:
4 batang wortel, serut memanjang
1/4 buah kol, iris tipis
1 butir telur
100 gr udang kupas, potong kecil
4 siung bawang merah, iris tipis
2 siung bawang putih, geprak, cincang kasar
1 st garam
1/2 st merica
1 st gula pasir
1/2 buah tomat, potong-potong
1 batang daun bawang seledri, iris tipis

Directions:
1. tumis bawang merah dan bawang putih sampai harum. Masukkan udang, wortel, kol dan tomat, maska hingga sayuran agak layu.
2. Beri bumbu, tambahkan daung bawang seledri, masukkan telur, aduk-aduk hingga telur agak kering.
3. Angkat dan hidangkan hangat.

Proyek Akhir Pekan Ini

Sebetulnya proyek Weekend ini hanya ini....pesanan Mbak Ely,













ditambah ini

pesanannya Adli, temen sekelasnya Tio.

Hari kamis malam, hujan lagi lebat-lebatnya, ada yang ngetuk pintu....ternyata Bi Ida, sepupu neneknya Tio datang.

Waduh...bukannya Ge eR, tapi kalo bi Ida cari-cari saya malam-malam begini pasti mau pesen kue mendadak.

Ternyata benar...Bi Ida perlu kue pengantin 3 tingkat dengan budget terbatas untuk sabtu pagi. Besok paginya langsung meluncur ke pasar baru cari stand pengantin dan bahan-bahannya.
Karena budget terbatas, gak mungkin pake bunga yang udah jadi, akhirnya memutuskan untuk bikin bunga dari Butter cream saja.
Berhubung baru bisa bikin mawar, jadi hiasannya hanya bunga mawar. Karena Bi Ida terburu-buru pergi, saya sampe gak sempat tanya, mau warna apa kue pengantinnya.

Pas udah siap menghias, baru diputuskan, pake warna ungu aja biar beda sama kue pengantin pada umumnya (maklum, ini buat pernikahan di kampung).

Setelah 2 jam berkutat dengan buttercream, akhirnya jadi deh si kue tiga tingkat ini. Alasnya berdiameter 30 cm, yang tengah 22 cm, yang atas 16 cm.

Waktu Bi Ida datang, beliau langsung histeris....Alhamdulillah....ternyata kue ungu itu ada!.....Hah????

Ternyata Bi Ida itu memang diminta oleh pengantinnya untuk memesan kue berwarna ungu. Tapi Bi Ida sendiri bingung, emang ada gitu kue warna ungu? karena pembuat kue pengantin yang ada di sekitar kampung saya paling bikin pake warna putih, merah, kuning atau biru.
Karena merasa tidak mungkin ada yang bisa bikin kue warna ungu, maka bi Ida gak pesan-pesan soal warnanya.

Alhasil, si kue ungu ini jadi tontonan orang
 sekampung karena warnanya yang gak biasa.


Alhamdulillah....senang bisa bikin orang sekampung senang

Monday, November 05, 2007

Puding Busa Jeruk


Description:
Ceritanya HBH Teras Kuliner Bandung sekalian potluck. Niat semula mau bikin rainbow puding, tapi Tio sakit dan gak keburu bikin puding yang berlapis lapis. Karena memutuskan pergi HBH dengan mendadak, daripada datang dengan perut kosong dan tangan kosong, akhirnya bikin puding busa jeruk deh, soalnya cepet bikinnya, cepet bekunya juga, jadi begitu jadi bisa langsung diangkut. Supaya lebih terasa padat, ditambahkan sebungkus jelly konyaku bubuk. Kata yang ikutan HBH sih...seger bener hehe..

Ingredients:
1 bungkus agar-agar bubuk
1 bungkus jelly konyaku rasa jeruk (saya pake nutrijell)
100 gr gula pasir
700 ml susu cair
50 ml sirup jeruk konsentrat (saya pake sunquick rasa jeruk mandarin)
1 kaleng jeruk mandarin
5 putih telur, kocok kaku

Directions:
1.Masak agar-agar, jelly, gula pasir dan susu cair, masak hingga mendidih, tambahkan sirup jeruk, aduk rata, didihkan.
2.Tuangkan panas-panas ke kocokan putih telur, kocok terus hingga rata.
3. Susun jeruk mandarin di dasar loyang, tuangi dengan adonan puding, dinginkan.

Thursday, November 01, 2007

Hore.....Akhirnya Bisa Melaju Kencang...

Norak Banget deh.... rumahku yang di kampung ini akhirnya bisa menikmati internet yang rada cepetan dikit.

Setelah 7 tahun pake teknologi dial-up yang lambatnya minta ampun....(paling cepet 50kbps, tapi normalnya cuma 33kbps), sekarang pake Speedy...bisa melaju dengan kecepatan 100Mbps.....

Norak? jelas banget....biasanya ngedownload mail bisa lebih dari 10 menit....sekarang 10 detik saja.

Sedikit cerita....bukannya kami pengen pindah ke teknologi yang lebih maju, tapi... waktu dateng ke kantor Internet Service Provider se-bandung, gak ada yang bisa masang kabel-net ke rumahku....alasannya....kejauhan mbak....blom ada jaringan

Untung Speedy akhirnya masuk kampung, jadi mulai hari ini, meluncur rada cepat deh....