Friday, February 29, 2008

American Gangsters

Hehehe...judulnya serem yak?

Sebetulnya pengen nonton Love, tapi ternyata telat dateng ke bioskop, jadi udah keburu diputer. Mau nonton Ayat-ayat Cinta....kok males ya...pengen cari yang seru aja deh. Gak ada pilihan lain selain American Gangster, soalnya studio lain memutar Hantu Ambulance (sumpah...gak bakalan pernah nonton walaupun dibayarin juga), Love (udah main 15 menit yang lalu), XL:Extra Large (udah main 30 menit yang lalu), dan Ayat-ayat Cinta (2 studio, soalnya banyak banget yang nonton-nya, jadi males ahhh).

Sebetulnya agak setengah hati nontonnya, soalnya kepaksa aja, kadung ngantri panjang, masa gak jadi nonton Pas udah dapet tiket, langsung ngeloyor keluar antrian, tiba-tiba dicolek ibu-ibu...."Bu, masih dapet tiket buat yang jam 14 gak?"....hah? kok nanya aku sih? "emang ibu mau nonton apa? saya sih masih kebagian buat yang jam 12, tapi filmnya American Gangsters"....Si ibu itu melotot kaget...."Kok American Gangsters sih? kirain ibu-ibu mah nonton Ayat-ayat Cinta?"... hehe...no comment ah...

Membulatkan tekad, gak akan tidur di bioskop, saya mulai menikmati American Gangsters.

Yang main Denzel Washington sama Russel Crowe, dua-duanya pemain kelas pemenang Oscar, jadi ya...percaya aja deh sama film yang mereka bintangi.

Katanya sih...kata adegan pembukanya...diilhami dari kisah nyata tahun 60-70an di kawasan Harlem

Dibuka sama adegan darderdor dan orang yang dibakar....ih...mafia banget deh...(emang ini film mafia), Frank Lucas (Denzel Washington)yang sehari-hari bekerja sebagai supir seorang mafia penguasa Harlem, merasa kehilangan saat tuan-nya meninggal dunia. Selain menjadi supir Frank juga merangkap sebagai asisten pribadi, sehingga Frank banyak belajar tentang kehidupan mafia terutama mafia narkotika.

Keinginannya untuk menguasai Harlem, dimulai dengan mencoba menjadi bandar narkoba terbaik di kawasan itu, caranya, membeli langsung opium dari ladang di asia tenggara lewat kenalan sepupunya yang jadi tentara yang ditempatkan di bangkok.

Frank berhasil menyelundupkan narkoba dengan tingkat kemurnian tinggi ke Amerika dengan menebeng pesawat tentara Amerika.

Dengan memanfaatkan keluarga dan kenalan lama majikannya dulu, Frank berhasil menjadi mafia narkotika berkulit hitam paling berkuasa di Harlem. Meskipun begitu, sifat pemurah seperti yang diajarkan majikannya dulu masih dilakukan (bagi-bagi kalkun waktu thanksgiving)

Sementara itu, Richie Roberts (Russel Crowe), adalah seorang polisi yang jujur, tapi seperti biasa lah..rumah tangganya hancur. Richie mengembalikan uang sebanyak hampir 1 juta dollar, yang ditemukan di sebuah mobil milik jaringan narkoba, ke kantor polisi, yang membuat dirinya dibenci ramai-ramai oleh teman-temannya sesama polisi (terutama polisi yang tidak jujur)

Karena kejujurannya itu, Richie diminta membentuk unit khusus narkoba, tapi dengan syarat, anggota timnya harus sama bersihnya dengan dirinya.

Penyelidikan Richie membawanya kepada Frank....dan ketika tertangkap, Frank memilih bekerja sama untuk memberantas tidak hanya jaringan narkoba, tapi juga para polisi busuk yang menerima suap dari kartel narkoba.......

Akting Denzel dan Russel Crowe beneran memikat deh....secara dua-duanya sudah berkelas oscar. Film yang saya pikir penuh dengan dar der dor...ternyata enggak juga.

Ada sisi kemanusiaan dari mereka. Richie yang sempurna dan jujur dalam pekerjaannya, dituduh istrinya tidak jujur dalam kehidupan rumah tangganya....ya...gak ada yang sempurna kan?
Sementara Frank, yang berkulit hitam, bertekad mengangkat derajat keluarganya dan membuat dirinya menjadi nomer satu...biarpun dalam konotasi buruk...tapi berhasil.

Frank dihukum 70 tahun, tapi karena berkelakuan baik, dibebaskan tahun 1991.

Moral of the story : Tekad kuat, kerja keras, pasti berhasil....trus kalo mau berantas kejahatan, mulai dari pemberantas kejahatannya dulu....bersihkan polisinya, baru deh bisa beres.

Berasa mimpi emang, saat melihat penangkapan para polisi korup itu....kapan ya di Indonesia ada adegan kayak gitu....semua polisi korup ditangkepin...

Love

Love...Cinta....tema film yang selalu jadi favorit, soalnya tanpa cinta, dunia tak berwarna....cie...

Setelah berminggu-minggu main di bioskop, baru kemarin sempat nonton film Love ini gara-gara mas Fathin yang mereview kalo film ini lebih layak tonton daripada film Indonesia yang lain yang lagi diputar di bioskop Indonesia. Sebetulnya tergoda buat nonton Ayat-ayat Cinta, tapi entah kenapa, pas nyampe di depan si mbak penjual tiket, selalu berubah pikiran. Beberapa hari yang lalu malah nonton American Gangster...hehehe.... emak-emak....tontonannya...meni serem judulnya.

Sinopsisnya baca di sini aja ya....

Dari pembukaannya aja, saya sudah tahu bahwa filmnya bakal asyik ditonton.

Dibuka dengan dua anak yang sedang bermain di ladang, si anak lelaki memberikan gelang sambil berkata "kalo gelangnya copot, beritahu aku ya, karena hanya aku yang bisa membetulkan gelang itu"......diakhiri dengan adegan berpisahnya kedua anak itu karena si anak lelaki harus pindah.

Babak-babak selanjutnya mengalir indah diiringi lagu Sempurna-nya Andra& tha back bone, tapi dinyanyikan ulang sama Gita Gutawa (soalnya penata musiknya Erwin Gutawa)

Tapi...kok adegan Sophan Sophian & Widyawati....seperti mengingatkan saya dengan film 51 First Date-nya Drew Barrymore dan Adam Sandler ya? cuma di sini diceritakan kalo Pak Guru menderita Alzheimer (perasaan yang sakit alzheimer gak gitu-gitu amat deh) yang mengulang melakukan hal-hal yang sama setiap hari (sampe tukang cukur harus berpura-pura nyukur rambut pak guru, karena tiap hari pak guru lupa kalo kemarin sudah mampir ke situ)

Trus...satu adegan lagi yang bikin saya de ja vu.....adegan Luna Maya dan Darius Sinathrya di toko buku, mengingatkan saya dengan film Notting Hill-nya Julia Robert dan Hugh Grant ya?

Akting pemainnya lumayan oke deh, gak ngaco kayak sinetron Indonesia, Fauzi Baadila pas banget memerankan tokoh Rama yang desperate karena pacarnya dinikahi oleh kakak iparnya. Acha juga bagus memerankan tokoh Iin, yang orang kampung, mencari kekasih yang telah menghamilinya. Cinta membuat mereka saling menerima apa adanya, meskipun Iin tengah mengandung anak dari lelaki lain.

Aktingnya Sophan Sophian dan Widyawati juga masih oke, meskipun kali ini mereka berperan sebagai janda dan duda yang sama-sama mencari cinta di kala senja mereka. Cinta diantara mereka membuat Pak Guru sembuh dari alzheimer-nya....hihi...tapi kok agak maksa ya, kalo kata saya sih. Kalo kata Fathin....cinta itu menyembuhkan.

Luna Maya dan Darius hmmm biasa aja, secara mereka berdua memang good looking, trus kisah cintanya juga standar banget, ato karena saya membandingkannya dengan Notting Hill, jadi agak-agak biasa aja melihat cerita cinta mereka. Segalanya so cute deh...pokoknya ABG di belakang saya berulang kali terkikik senang melihat adegan cinta mereka yang penuh kejutan (maklum, anak muda banget)

Kisah cintanya Dinda dan Restu (Laudya Cinthya Bella & Irwansyah) juga cukup "membumi", cinta pada pandangan pertama di dalam bis Trans Jakarta alias busway, yang ternyata harus berakhir tragis karena Dinda mengidap kanker payudara, dan cinta mereka beneran sampai akhir hayat. Tapi...."yah protes melulu"....kok adegan pemakamannya kurang "ngindonesia" ya? soalnya di Indonesia kan gak ada areal pemakaman model bule yang rata kayak padang rumput, trus ada nisan-nisan nongol....hehe...jadi berasa di negri dongeng deh pemakamannya.....tapi akting mereka cukup memikat kok. Love at first sight...never dies...

Satu lagi kisah cinta, kisah cintanya Gilang dan Miranda (Surya Saputra dan Wulan Guritno), yang mereka menikah karena MBA, sementara Gilang cinta mati sama Miranda, tapi ternyata Miranda merasa gamang karena MBA memaksa dia mendadak menjadi istri dan juga ibu dari seorang anak yang autis. Biar bagaimanapun cinta ibu sama anaknya memang gak bisa terpisahkan. Ending yang bagus buat para pasangan yang memutuskan berpisah, jangan sampai perpisahan membuat anak jadi korban dan diakhir cerita Gilang (yang ternyata adalah si anak lelaki yang memberikan gelang pada pembuka film) akhirnya bertemu belahan jiwanya saat kecil dulu....

And they live happily ever after....gitu deh...

Ah...cinta...selalu indah deh kalo ngomongin cinta, gak bosen nonton film cinta.....tapi kalo nonton Ayat-ayat Cinta....hmmmm nanti dulu deh... saya pilih nonton P.S. I Love You dulu aja deh....

sampe ketemu di film cinta yang lain


MFM#12 Srikaya Pandan


Description:
Duh kebiasaan buruk...posting selalu mepet. MFM kali ini digawangi sama mbak
Yeni. Temanya Telur. Bingung mau bikin apa dari telor...ya udah bikin ini aja deh...dessert klasik khas Indonesia Srikaya.
Karena gak punya gula merah, jadi bikin yang pandan aja.
Cara pembuatannya mudah, tinggal aduk, terus kukus...enak disajikan dingin

Ingredients:
4 butir telur
200 ml santan
50 ml air suji pandan
garam sedikit
150 gr gula pasir

Directions:
Kocok lepas telur, tambahkan garam, santan, gula dan air suji, aduk rata
Tuang ke dalam pinggan tahan panas, kukus 15-20 menit hingga matang
Angkat, dinginkan, masukkan ke dalam lemari es, sajikan dingin

Tuesday, February 26, 2008

Tumis Cabe Pete


Description:
Tumisan cepat, sedap, nikmat...hehe...apalagi karena ada petenya itu lho.... dapet acungan jempol dari Ruth dan Aisha, temen-temen dari JSer bandung.
Kalo botram sama ibu-ibu sekolah Tio juga bawa ini aja, sedap dimakan pake ikan asin. Hmmm pake nasi anget....wuah...

Ingredients:
200 gr jagung muda, potong memanjang
200 gr buncis, belah dua, potong memanjang.
100 gr cabe gendot/cabe hijau, iris serong
3 papan pete, kupas, potong
1 butir bawang bombay ukuran kecil, iris
3 siung bawang putih, cincang
2 sm kecap asin
2 sm kecap manis
garam dan gula secukupnya

Directions:
1. tumis bawang bombay dan bawang putih hingga harum, masukkan jagung muda cabe gendot. aduk hingga layu
2. masukkan petai dan buncis, aduk hingga agak layu.
3. Tambahkan kecap, garam, dan gula, koreksi rasanya.
4. Aduk hingga bumbu meresap, angkat, hidangkan.

Monday, February 25, 2008

Hore....hore....Menang!!!

Ha......seneng banget....barusan terima email dari moderator wrm Indonesia....ternyata Klapertart Labu Kuning-ku menang jadi juara ke 1, Alhamdulillah....
(melonjak-lonjak sambil jerit-jerit....)

Ceritanya, dalam rangka memeriahkan HUT WRM ke-4, ada lomba masak, bahannya harus pake labu kuning...jangan tanya deh....hari gini nyari labu kuning...lagi susah-susahnya.

Sampe deadline pengiriman resep, saya blom dapet labu kuning, syukurlah diundur seminggu, trus 4 hari sebelum deadline pengiriman resep, akhirnya dapet juga, di superindo buahbatu, itupun tipis banget daging buahnya, tapi gak papa, daripada gak ada.

Udah siap-siap mau bikin eskrim labu kuning....hwaa...ternyata saya keduluan sama Mom Irma Yuli...haduh...bikin apa dong...

Bongkar-bongkar lemari, ternyata masih punya kenari, bubuk kayumanis dan kismis...gimana kalo bikin klapertart.
Kelapa mudanya langsung beli di warung kelapa deket rumah, langsung campur-campur aja kayak bikin klapertart biasa, tapi gak pake tepung custard (soalnya abis...blom beli lagi)

Begitu mateng, langsung difoto, dan...langsung ludes....hehehe. Ternyata suami dan anak suka banget sama klapertart ini, jadi makin pede aja ngirim resepnya.

Trims banget buat Panitia HUT wrm.....juga para jurinya...ah...semuanya ahli-ahli masak, Mbak Ena Lubis, Mbak Yuliana Kristina, Mbak Ani Lizzarni, terima kasih banget sudah berkenan memilih resepku....I love you all deh...hehehe

Makin cinta juga sama WRM-Indonesia...semoga makin berjaya deh...

BTW...ini untuk kedua kalinya saya menang lho....beberapa waktu yang lalu juga menang di MPnya Mbak Dian.... Trims banyak Di...

Silakan...klapertartnya dipotong aja, dibagi-bagi....slrup Resepnya di sini ya

Roti...roti....

Bikin roti dalam rangka menyalurkan emosi!
Gimana gak bertanduk, malem-malem, ada yang pesen kue ultah buat besok pagi jam 10.
Padahal udah jam 11 malem, untung masih punya telor dll.

Pengen kue coklat kayak yang dipesen Lila (cake coklat dilapis ganache), ukuran kotak 24 cm...oke gak masalah.
Malem itu juga begadang bikin cakenya, subuh-subuh baru dihias pake ganache.
Pas dianter, si pemesan lagi pergi, jadi gak ketemu, kuenya ditinggal aja, da udah bayar.

Siangnya dia sms "Gak salah ngirim kue? kok ukuran 24 kecil banget?"....hah...masa sih, aku salah bikin? sampe ke dapur ngecek loyang, tapi bener kok, yang dipake ukuran 24
Saya bales "enggak kok, betul ukuran 24, kalo gak percaya ukur aja pake penggaris"
eh dibales lagi "Kok aku kalo beli kue ukuran 24 biasanya gede banget dan gak semahal ini"
gubraks....pesen kue dimana sih, yang ukuran 24nya gede....

saking keselnya, saya gak bales-bales lagi, tapi....kemarahan harus tersalurkan....jadi... gimana kalo bikin ROTI.

Diatas lemari, tergeletak resep roti manis yang diajarkan sama Ching ching beberapa waktu yang lalu.

Beneran gak pake mikser lho....ngulenin pake tangan....sampe pegel, tapi gak berasa sih, soalnya sambil esmosi...

Langsung ditimbang, diisi dan dibentuk
sesudah mekar, siap dipanggang, tapi, oles-oles dulu...nah Tio ikutan bantuin
Ups...kelebihan mesesnya dijilat ah...
Siap panggang, ada rasa keju ada rasa coklat
Didalam oven
Tio gak sabar nungguin mateng
Tada....inilah hasilnya...
Roti Coklat

Hmmm sedapnya marah-marah hari ini....roti empuk di tangan

Thanks Ching...buat resep rotinya...resepnya nyusul  ya..

Sunday, February 24, 2008

Disensor? kenapa tidak!

Beberapa waktu lalu para insan film muda Indonesia ceritanya protes karena katanya...katanya nih, Lembaga Sensor Film Indonesia gak bener melakukan sensornya.
Kemarin dulu sih saya gak terlalu perhatian, soalnya mereka protes barangkali....barangkali lho ya...karena film-film yang mereka bikin memang kena gunting LSF.
Tapi sekarang...liat di televisi, lho kok jadi mendemo pengen membubarkan LSF....alasannya sensor kerjanya hanya memotong film seenaknya, sehingga "merusak" jalan cerita dll.
Hlho....kok...jadi begini? Kalo LSF bubar gimana dong? Katanya yang harus menyensor adalah masyarakat sendiri dengan memilih film yang cocok untuk ditonton....walah..

Entahlah, sepertinya urusan sensor menurut saya di Indonesia masih harus dilakukan sama negara, kenapa? soalnya masyarakat kita blom dewasa buat memilih tontonan.
Lihat saja....beberapa hari yang lalu, ceritanya saya pengen nonton fil, di bioskop, kebetulan Tio gak ikut jalan-jalan, saya pergi ke bioskop.
Termenung-menung sesaat buat memilih film yang mau ditonton....ada 4 film Indonesia dan 1 film asing....tapi kalo dilihat dari judulnya, tidak ada satupun buat anak-anak, tapi...apa yang terjadi... saya melihat sedikitnya 20 anak usia SD yang menonton, baik rombongan dengan teman sebaya maupun yang bersama orangtuanya!

Weleh...kalo gak ada LSF, trus masyarakat disuruh milih sendiri gimana? Orang udah disensor, dan diklasifikasi sebagai film dewasa juga, anak-anak masih blas bisa nonton.
Pihak bioskop juga sudah pasti tidak bertanggung jawab buat menyensor penontonnya...yang penting anak-anak itu punya karcis...padahal jaman ibu bapak saya masih kecil, biar punya karcis nonton, anak kecil dilarang masuk ke bioskop yang memutar film untuk dewasa.

Apa kalo gak disensor bakal bikin film Indonesia tambah bermutu?...lha yang dibikin film horor lagi film horor lagi. Film yang bukan horor juga temanya masih blom menarik untuk ditonton dan blom bisa ngasih nilai tambah buat para penontonnya.

Bahkan kemarin itu, dengan berat hati, saya memutuskan untuk menonton Jumper saja dibanding dengan menonton film Indonesia (tapi mungkin akan menonton Love....kalo sudah gak penuh sama ABG)

Tapi bukan berarti saya gak mau nonton film Indonesia lho....tapi memang dari sekian banyak film Indonesia yang diputar, saya masih sedikit memuji film Ada Apa Dengan Cinta (biar agak terganggu sama adegan cium bibir di akhir film, gak penting banget...hehe), Janji Joni (seru, biarpun tetep...rada ngekhayal), Arisan (gambarnya artistik, tapi ceritanya masih standar aja), Berbagi suami (nah ini rada seru, bagus jalan ceritanya) dan Get Married (realita masyarakat kita banget, tapi tetep...masih dongeng bak cinderella)

Yang lainnya? ah nggak dulu deh...mending nonton film cinta ala Hollywood aja...sudah jelas menghibur.

Puisi Pak Taufiq Ismail memang cocok buat para insan muda perfilm-an Indonesia (diambil dari postingannya mbak Nisa di milis wrm)

Puisi TEBING TAK TAMPAK, JURANG TAK TAMPAK

Untuk Anak-anak Muda Sineas, Yang Ingin Bebas Tanpa Batas
Di tepi desa kami ada sebuah tebing yang curam
Menghadap ke jurang yang dalam
Di atas tebing itu ada tanah datar lumayan luasnya
Di sana anak-anak kecil bisa bermain-main leluasa
Berkejar-kejaran, melompat-lompat ke sini dan ke sana
Berteriak-teriak, menjerit-jerit dan tertawa-tawa
Karena penduduk desa cinta pada anak-anak mereka
Masih waras dan tak mau anak-anak celaka
Termasuk juga untuk orang-orang dewasa
Maka di tepi tebing dibikinkan pagar sudah lama
Terbuat dari kayu, tua, terbatas kekuatannya
Agar tidak ada yang kepleset terjatuh ke jurang sana
Tebing itu lima puluh meter tingginya
Batu-batu besar bertabur di dasarnya
Semak dan belukar di tepi-tepinya
Hewan buas dan ular penghuninyaKalau orang terjatuh ke dalamnya
Akan patah, cedera, cacat dan gegar otaknya
Nah, pada suatu hari
Ada anak-anak ABG berdemonstrasi
Menuntut yang menurut mereka sesuatu yang asasi
Dengan nada yang melengking dan tinggi
Tangan teracung, terayun ke kanan dan ke kiri

Dalam paduan suara yang diusahakan harmoni
"Kami menolak pagar tebing, apa pun bentuknya
Kami menuntut kebebasan sebebas-bebasnya
Bermain, melompat-lompat ke sini dan ke sana
Berkejar-kejaran tak ada batasnya
"Apa itu pagar? Kenapa dibatas-batasi?
Tubuh kami ini hak kami
Kami menggunakannya semau hati sendiri
Apa itu pembatasan?
Konsep kuno, melawan kemerdekaan
Cabut itu pagar, semuanya robohkan!"
Demo berlangsung, hiruk-pikuklah terdengar suara
Heboh seantero kampung dan desa
Orang-orang bertanya, ini ada apa

Kok jadi tegang suasana
Barulah situasi jadi agak reda, karena
Ternyata yang berdemo itu, anak-anak rabun dan buta
"Saudara-saudara, ABG-ABG ini jangan dicerca
Mereka punya kelainan dalam instrumen mata
Banyak yang rabun, mungkin juga buta
Kena virus datang dari kota, luar desa kita

Konsep tebing dan jurang, tak masuk akal mereka
Tak tampak bahaya kedua-duanya
Beritahu mereka baik-baik, sabar-sabar senantiasa
Masih banyak urusan lain di desa kita."

Setuju Pak Taufiq....

Weekend yang penuh tantangan

Yup...another busy weekend....

Tantangan seru pertama, big birthday cake (60x30cm) dengan edible foto plus carving-an mobil Mc Queen.
Cakenya terbuat dari rich choco cake, dilapis ganache (Alhamdulillah ada freezer gede, jadi si kue gede ini bisa muat). Luarnya dilapis pake buttercream, trus dikasih pernak-pernik dari coklat dan fondant.
Heboh kan....lihat pojok kanan, ada sedikit lekukan, itu kecolek tangan Tio yang lewat pas lagi didekor....apalagi pas sampe di tempat pesta...langsung di kerubutin plus kecolek anak-anak kecil yang kagum liat mobil McQueen dan foto yang bisa dimakan!

Yang satu lagi...tantangan menarik datang dari ibu ini, yang pengen bikin satu birthday cake dengan 2 tema, soalnya yang ultah dua orang, putri dan pamannya. Nah karena datang dari 2 generasi berbeda, makanya temanya ada dua dalam satu cake.
Terinspirasi dari mbak Thata yang pernah bikin kue dua muka dari fondant, maka saya bikin yang mirip begitu.
Molly kasih bocoran dikit, kalo sang paman (jadi kakek alias aki-nya Trixie) adalah seorang Geolog...nah lo... jadi dibikinin apa dong? kepikiran bikin gambar kayak jurassic park gitu, tapi susah bikin detail rangka dinosaurusnya, jadi aja dibuat boneka kecil dengan batu-batuan plus gunungnya...hehe
Kalo buat Trixie sih gak sulit, karena pengen princess dengan warna pink ungu...girlie banget.Tapi...hikshiks....foto di atas dibuat jam 6 pagi, jam 9 dianter ke gerlong...hwa...si fondantnya meleot dengan sukses... wadow...kenapa nih?
Langsung telpon sales yang jual fondant, trus langsung dapet tanggapan cepat dari chef master-nya (soalnya fondant, pewarna, tepung, berikut selai pelapisnya gak sengaja dibuat dari satu pabrik)
Alhamdulillah yang pesen orang yang ngerti betapa "tricky"nya si fondant ini, jadi gak kapok kan? Kalo orang lain mah, kayaknya udah kapok gak bakal pesen lagi

Klo yang terakhir, ini mah buat tetangga baru, tepat di depan rumah, cupcake yang dibikin dari brownies kukus, trus dikasih topping ganache, plus hiasan dari fondant.
Tantangan lain, ada orderan dari seorang teman buat bikin nasi box plus snack box dengan budget terbatas. Ya sud.. diterima deh, tapi jangan tanya hasilnya...hehe
gak sempet difoto...bow...soalnya riweuh.

Pulang dari gerlong, langsung tidur.....soalnya beneran begadang tadi malem, karena ayahnya Tio lagi-lagi harus terbang ke Aceh, jadi nganter ke pool bis bandara di BSM jam 2 pagi, dilanjutkan beberes sampe pagi....zzz....zzzz

Lotek Herry Thea

Rating:★★★★
Category:Restaurants
Cuisine: Other
Location:Ada di pinggir jalan buah batu, sebelah BNI Syariah, gak jauh dari Superindo buah batu.
Udah lama pengen nyobain lotek ini, soalnya tiap hari kelewatan.
Pas masuk ke warungnya....langsung yakin sama rasanya, soalnya harga seporsinya Rp.10.000 hehehe
jadi bisa dipastikan enak.

Dan ternyata betul juga...ketika loteknya tiba di depan saya, bau kacangnya beneran menggoda.
Porsinya sih cukup, kalo buat saya yang "rewog" ini mah... tapi mungkin kalo mau dimakan pake nasi, bisa dimakan berdua
Suapan pertama...hmmm bener pas rasa bumbunya, gak terlalu pedas, manisnya pas, asinnya cukup, kacangnya kerasa banget.
Isinya sih standar aja, kol, toge, kangkung, tahu, plus tambahan emping sama kerupuk. Pelengkapnya ada lontong ato nasi, sama kerupuk bantat!
Selain lotek, juga dijual rujak...tapi saya gak beli, soalnya seporsi rujak seharga Rp.10.000? ah kemahalan buat saya mah. Tapi mungkin kapan-kapan kalo ada temen, boleh juga sih nyobain si rujaknya juga

wilujeng ngacay

Friday, February 15, 2008

Tio di Koran

Pagi-pagi...di taman lansia, lagi ngajak Tio lari-lari, ada SMS dari Nursasongko, "adeuh...sekeluarga nampang euy...syukur deh, semua lancar"
Hah...apaan nih? Saya bales lagi "sekeluarga nampang apaan?", dan dapet jawaban "Acara Java Jive kemarin ada di PR"

hwa...pantesan aja gak tau...abis gak langganan PR alias Pikiran Rakyat....cuma ada Kompas di rumah.

Langsung ngejar-ngejar tukang koran, tapi nggak kekejar...hehe, akhirnya dapet di tukang koran pinggir jalan palasari, langsung bongkar-bongkar....

Hehe...ternyata bener...ada Tio di koran Pikiran Rakyat hari ini di hal 19. Minggu lalu saya Tio dan ayahnya memang ikut acara Java Jive Walk-nya Bandung Trails. Kali ini jadi peserta.

Hikhik...norak banget ya...baru masuk koran aja.
Sampe di rumah, Tio jadi selebritis, soalnya teman-teman dan sepupunya Tio yang baca PR hari ini juga telpon Tio, mau ngasih tau kalo ada Tio di koran...hehe...dasar anak kecil.
Itu koran sampe lecek dibawa-bawa...maklum, penampilan pertama di koran...kalo emaknya mah, udah sering...hihi...sok selebritis pisan

Nah...cerita turnya nanti aja ya....soalnya fotonya blom beres disortir seluruhnya. Tukang kuenya masih sibuk

Tapi sayang, di halaman PR online, cuma ada beritanya aja, gak ada fotonya
btw...ada teman baruku juga ikut nampang di situ

Monday, February 04, 2008

Bagi-bagi Tumpeng!

Antri.....jangan desek-desekan...semua kebagian.
Seorang sepiring aja ya...

Berhubung kuenya cuma bikin seloyang, jadi kebagiannya sepotong aja ya