Sunday, July 11, 2010

Pasar Palasari


Siapa yang gak tau bursa buku palasari? Kaya'nya sih bursa buku ini sudah terkenal ke mana - mana (thanks to internet). Tapi suatu hari sahabat saya terbengong - bengong saat saya mengajaknya ke palasari untuk....membeli ayam! Emang di palasari ada yang jual ayam? Kalo nyari pedagang ayam di kompleks bursa buku terang aja nggak ada. Coba deh, parkirnya masuk dikit, belok di sebelah yang jual kelapa muda, trus ke dalam. Nah kelihatan kan, ada pasar tradisional di situ. Itulah pasar Palasari yang saya maksud.
Pasar ini adalah pasar favorit keluarga saya sejak kecil, jauh sebelum bursa bukunya terkenal. Sebetulnya pasar ini terletak sekitar 8 km dari rumah saya, jauh kan? tapi berhubung pasar terdekat dengan rumah tidak dapat memenuhi "hasrat" belanja keluarga , maka kami sekeluarga berrela hati untuk berbelanja di sini yang barang dagangannya lebih lengkap. Kebetulan pula pasar ini dekat dengan sekolah saya (yang lagi-lagi juga harus berrela hati bersekolah sejauh 8 km dari rumah karena sekolah terdekat hanya SD inpres yang letaknya di tengah sawah), maklumlah rumah kami ada di kampung yang terletak di kabupaten Bandung (tapi sekarang sudah masuk kota Bandung lho).
Pasar ini betul - betul menjadi favorit karena kami dimanjakan dengan fasilitas bak pasar swalayan. Di sini saya punya pedagang ayam langganan, namanya teh Lilis. Teh Lilis ini hanya menjual ayam segar yang baru dipotong, ayam yang tidak laku terjual akan dimasak sepulang berjualan, barulah keesokkan harinya dijual dalam keadaan matang siap goreng. Pelanggannya pun dimanjakan seperti layaknya belanja di pasar swalayan, kita bisa memilih membeli pahanya saja, dadanya saja, sayapnya saja, bahkan Teh Lilis juga menyediakan fillet dada ayam. Selain kemudahan membeli bagian - bagian ayam, Teh Lilis juga membantu dalam hal masak memasak, kita tinggal katakan masakan apa yang hendak kita buat, maka beliau akan memberikan resepnya, berikut bantuan memotong - motong ayam sesuai yang diresepkan. Bahkan jika Anda bermaksud akan membuat ayam kodok(ayam isi), Teh Lilis akan membantu melepaskan tulang - tulang ayam, menggilingkan dagingnya, sehingga sesampainya di rumah kita tinggal meracik bumbu untuk isiannya, dimasukkan kembali ke dalam kulit ayam siap pakai tadi, dijahit, dimasak, Voila! jadilah ayam kodok kita. Komplit kan pelayanannya? Supermarket mana bisa yang memberikan pelayanan konsultasi resep seperti ini.
Pedagang favorit saya yang lain adalah penjual ikan segar. Ikan atau udang yang kita beli akan langsung dibersihkan dan dipotong - potong sesuai keinginan kita, sehingga sesampainya di rumah kita tidak perlu repot - repot lagi berurusan dengan sisik ikan dan isi perutnya, tinggal memasaknya sesuai selera keluarga.
Layanan lain yang saya sukai adalah jasa pengupasan buah. Pernah membeli nanas? Sebal kan jika harus mengupasnya, apalagi jika berencana membuat selai nanas dalam jumlah besar, bete kan? Saya biasanya tinggal memilih buah, kemudian saya berikan pada penjualnya untuk dikupas, kemudian nanas kupas tersebut akan dikemas plastik satu persatu agak tidak "memar" jika saling terbentur. Layanan kupas buah juga berlaku pada buah melon dan semangka, jika Anda memerlukan buah potong untuk pesta. Praktis kan, tidak perlu membawa pulang sampah.
Pedagang favorit saya yang lain adalah penjual lotek yang berjualan di pasar sebelah belakang. Loteknya sedap, satu bungkus cukup untuk 1-2 orang. Selain berjualan lotek, beliau juga menjual kering kentang, rempeyek, pepes teri, bawang goreng, dan lontong. Lontong ini menjadi favorit ibu - ibu pada hari raya, karena tidak perlu repot - repot membuat sendiri. Setiap sehari menjelang hari raya, selalu terjadi "insiden" berebut lontong antar ibu, terutama bagi mereka yang lupa memesan terlebih dahulu. Memesan lontong di sini selalu masuk dalam agenda saya seminggu menjelang hari raya.
Di sebelah pedagang lotek ini ada satu lagi pedagang favorit saya, yaitu pedagang aneka macam bakso dan tahu. Ada bakso ikan, bakso sapi, bakso urat, bakso tahu ikan, siomay dan aneka tahu. Saat bulan puasa dagangannya juga diramaikan dengan biji delima, cingcau dan kolang kaling. Tahu yang dijualnya dijamin bebas formalin karena diambil dari pabrik tahu Cibuntu. Tempenya juga enak. Tapi jika Anda penggemar tempe mendoan, mampirlah ke tukang sayur di sebrangnya, disana akan diperoleh tempe tipis siap pakai untuk mendoan.
Bagaimana? tertarik untuk mengunjunginya? Sambil menunggu suami atau anak berbelanja buku, tidak ada salahnya untuk seperti saya berbelanja di pasar palasari.