Tuesday, July 29, 2008

MFM#17 Lumpia Horenso


Description:
Dalam rangka berpartisipasi dalam MFM#17 dengan host Dyah yang bertema sayuran hijau. Bingung juga... bikin apa ya...akhirnya bikin sup kacang polong....tapi....sebelum sempat difoto sudah lenyap masuk perut
Jadinya buat lagi. Pas ke pasar, nemu horenso (kata penjualnya, bayam jepang) yang dijadikan logo MFM#17, ya udah deh...bikin lumpia aja.
Resepnya sama dengan lumpia jamur, hanya saya tambahkan horensonya aja. Lumayan deh, Tio mau makan horenso dalam bentuk begini daripada dibuat tumisan atau sayur bening.




Ingredients:
1 ikat horenso, iris kasar
250 gr jamur tiram, iris kasar
1 butir bawang bombay kecil, iris tipis
2 siung bawang putih, cincang kasar
2 butir telur, orak arik
1 batang seledri
1 buah tomat kecil, potong kasar
1 st garam
1/2 st merica
1 st gula pasir
minyak untuk menumis
Kulit lumpia, siap beli


Directions:
Panaskan minyak, tumis bawang, aduk sampai harum, masukkan tomat dan jamur, aduk hingga layu, tambahkan selederi dan horenso, tambahkan bumbu, aduk rata lagi hingga horenso sedikit layu, angkat.
Bungkus satu sendok tumisan dengan kulit lumpia, langsung sajikan untuk sajian lumpia basah, atau goreng dahulu untuk sajian lumpia goreng. Mudah dan cepat kan?

Wednesday, July 23, 2008

Cinta dan Seks Rumah Tangga Muslim (Bacaan Dewasa)


Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Parenting & Families
Author:dr. Untung Sentosa dan Ustad Aam Amiruddin

Review ini saya tulis, karena banyak yang penasaran...buku apa sih yang saya kadoin untuk seorang pengantin baru yang menikah minggu lalu...hehe.
Ya...buku ini hampir selalu saya jadikan kado untuk teman yang menikah.

Berbahagialah Anda yang baru menikah atau akan menikah setelah buku ini ada. Dari begitu banyak buku yang mengupas tentang seks, bisa dikatakan, buku yang disusun oleh dr. Untung Sentosa dan Ustad Aam Amiruddin inilah yang jadi juaranya.
Saya ingat betapa tahun 2000, saat saya menikah dulu, sangat sulit mencari buku panduan tentang seks yang bisa menjawab semua keingintahuan saya dan suami.
Biarpun bukunya kecil, seukuran novel (tebal 190 halaman), tapi kehadirannya benar-benar bisa menjawab semua penasaran terutama para pasangan muda, mengenai masalah seks.

Buku ini menghadirkan pengetahuan hubungan suami istri berkaitan dengan hubungan seks yang sehat. Hubungan suami istri diawali dengan cinta yang kemudian berkembang dengan pernikahan dan kemudian adanya kebutuhan seksual. Dalam bab selanjutnya dibahas pula mengenai pengenalan tentang diri dalam hal ini mengenal alat kelamin dan juga faktor psikis pria dan wanita.
Tentunya juga disajikan petunjuk praktis hubungan suami istri beserta masalah-masalah yang mungkin terjadi, termasuk juga tentang keluarga berencana dan seks usia lanjut.
Apa yang boleh dan tidak boleh (tentu saja dengan mengacu pada ayat AlQuran dan Hadist) dilakukan, serta juga latihan-latihan praktis untuk meningkatkan kualitas hubungan suami istri, juga tidak ketinggalan turut dibahas pula

Bagi Anda pasangan yang hendak menikah, pengantin baru, ataupun pasangan yang telah menikah, buku ini sangat disarankan untuk dibaca. Masalah seks yang dibahas di buku ini tidaklah terlalu vulgar dan sangat mudah untuk dipahami.
Harapan para penulisnya, semoga dengan semakin banyak pasangan yang membaca buku ini, dapat mengubah pandangan tentang hubungan suami istri sehingga akan dapat menuju keluarga sakinah yang kemudian menuju masyarakat sakinah. Amin.

Jadi...tunggu apa lagi??? Ayo segera cari bukunya.
Harganya juga tidak terlalu mahal, hanya Rp. 25.000.

Saturday, July 19, 2008

Liburan Tio : Nonton Kungfu Panda

Liburan minggu pertama....langsung nonton Kungfu Panda. Filmnya seru... Tio cukup menikmati. Tapi mesti bawa bantal buat ngeganjel tempat duduknya, karena nonton di BSM, jadi kurang tinggi kursinya.

Ceritanya bagus, kapan-kapan ditulis reviewnya*dasar ibu pemalas*


Pulangnya....Tio jadi pengen belajar silat....ciaaattt


Silakan berbangga hati bagi yang memiliki kaos limited edition seperti yang dipakai Tio.

Tio juga sudah bisa mengeja tulisan di kaosnya... pertanyaannya... " Bu, memang siapa yang GILA?"

Thursday, July 17, 2008

Ceritanya bikin sepeda

Pesanan tetangga-ku yang cantik
Pengen bertema sepeda, dan kali ini maunya kue coklat. Jadilah cake coklat yang dilapis krim coklat lezat itu alias ganache.
Sepedanya dari plastic icing, hasil nyontek dari Syanti (oh...terima kasih banget atas idenya). Uhh ternyata susah juga bikin si sepeda berdiri. Pas diambil sama yang pesan, sepedanya mulai doyong. Rerumputannya dari buttercream saja. Tapi...kok sepedanya jadi kayak motor yak

Trus satu lagi, buat penggemar bola yang lain. Berhubung bikinnya ngebut, jadi bola 2 dimensi. Dibuat di atas lapis surabaya dan ditutup dengan buttercream saja.


Sebetulnya ada satu lagi sih, tapi...hihihi...gak sempet di foto, abisnya buru-buru. Mudah-mudahan yang punya kue sempat memotret

Tuesday, July 15, 2008

Hidup Persib !

Sudah lama pengen bikin kue bola 3 dimensi ini, tapi gak ada yang pesan aja.
Hingga akhirnya, seseorang yang tidak ingin disebutkan namanya *kedip-kedip ke yang pesan, udah boleh sebut nama blom?*, memesan kue untuk temannya di Bandung.
Waktu tau sang penerima suka bola, saya langsung "memaksa" pemesan untuk membuat kue bola ini.
Dan....inilah hasilnya.... bola 3 dimensi yang terbuat dari kue coklat yang dihias dengan buttercream plus dikasih syal biru putih ala Persib dari plastic icing, Hidup Persib !
tambahan (abis banyak yang nanya) :
bentuk bolanya dibuat pake mangkuk aluminium yang biasa dipake ngocok adonan, jadi gak repot carving, tapi rada lama matengnya, lumayan, daripada harus membentuk bulat

Sunday, July 06, 2008

Happy Birthday to You...

Kalo ada yang bertanya-tanya kenapa saya tadi malem masih online sampe jam 2 dinihari waktu Bandung, karena saya lagi menyelesaikan proyek ini, kue ulang tahun untuk AyahTio.

Terima kasih telah bersedia menjadi soulmate-ku selama 17 tahun
Tio & Ibu sayang Ayah....semoga Ayah selalu dilindungi Allah SWT.

 Foto di bawah, waktu minggu lalu kami berlibur di Saung Angklung Udjo.

Masih Pantas Gak?

Apakah aku masih pantas gendong bayi begini?
ih....masa...si neng ini dapet nomer cantik... 06-07-08

Rara Mendut, Sebuah Trilogi


Rating:★★★★
Category:Books
Genre: History
Author:Y.B. Mangunwijaya
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008
Tebal 799 halaman

 

Sebuah kisah rakyat yang dikembangkan dari Babad Tanah Jawi dan berbagai sumber oleh Y. B. Mangunwijaya atau biasa kita kenal dengan sebutan Romo Mangun.

Novel sejarah bersetting era Sultan Agung (abad XVII), terbit pertama kali tahun 1982 sebagai cerita bersambung di harian Kompas, bahkan sempat difilmkan tahun 1983.
Buku Pertama : Mendut, gadis molek dari pantai dari kampung nelayan Teluk Cikal, suatu hari mendapat kehormatan untuk menjadi selir Adipati Pragola, penguasa Kadipaten Pati.  Sebagai calon selir, Rara Mendut berada dibawah asuhan seorang dayang “senior”  Ni Semangka yang dibantu oleh seorang dayang muda, Genduk Duku, yang pandai berkuda (ibunya berasal dari Pulau Bima yang memang terkenal dengan kuda-kuda terbaiknya).
Belumlah sempat Rara Mendut menjadi Garwa Adipati Pragola, pihak Mataram yang dipimpin oleh Tumenggung  Wiraguna telah menyerang Pati. Rara Mendut dan seisi keputren diboyong ke ibukota Mataran sebagai budak rampasan perang. Kemolekan Mendut, membuat Tumenggung Wiraguna mabuk kepayang, dan menginginkan Rara Mendut sebagai selirnya.
Sikap Mendut yang pembangkang dan berkeras menolak menjadi selirnya membuat Wiraguna murka.  Mendut diwajibkan membayar pajak. Mendut memilih membayar pajak ketimbang harus menjadi selir Wiraguna. Untuk membayar pajak, Rara Mendut dibantu 2 dayang setianya, kemudian berdagang rokok di pasar. Bukan sekedar rokok, tapi lebih tepatnya puntung rokok bekas isapan Den Rara Mendut yang ayu, yang kemudian laku keras di pasar. Rara Mendut dipertemukan kembali dengan Pranacitra, putra seorang saudagar kaya raya, Nyai Singabarong, yang kerap memandanginya di pantai Teluk Cikal.
Dengan dibantu Putri Arumardi, salah seorang selir Wiraguna, Rara Mendut dan Pranacitra dapat lari dari Mataram. Kisah cinta Rara Mendut dan Pranacitra pun tercium pula oleh Nyai Ajeng, garwa padmi Adipati Wiraguna, yang belakangan jatuh iba, dan turut membantu pelarian mereka. Sayangnya, Wiraguna berhasil menemukan mereka, dan Rara Mendut, Harimau betina dari padang ilalang pantai utara beserta kekasihnya Pranacitra memilih mati diujung keris sang Tumenggung.
Buku Kedua: Genduk Duku, dayang kesayangan Rara Mendut, harus lari dan bersembunyi dari kejaran pasukan Wiraguna.  Dibawah lindungan Bendara Pahitmadu, kakak dari Wiraguna, Genduk Duku turut bersama 2 penawal Pranacitra kembali ke tanah kelahiran Pranacitra di Pekalongan.  Selain bertemu dengan ibunda Pranacitra, Genduk Duku juga bertemu dengan kekasih hatinya, Mas Slamet, teman nelayan den Raranya di Teluk Cikal.
Mesku telah menikah, Genduk duku kerap mendapat godaan dari banyak lelaki berkuasa. Dari mulai seorang Warok, hingga Raden Mas Jibus alias Pangeran Aria Mataran sang Putera Mahkota menginginkan tubuhnya. Dengan segala kepandaiannya, Genduk Duku berhasil “mengusir” para lelaki “iseng” tersebut. Ternyata keplayboyan Raden Mas Jibus tidak berhenti pada seorang Genduk Duku, Sang Putra Mahkota ternyata juga mengincar Putri Tejarukmi,  seorang selir muda belia Tumenggung Wiraguna, “musuh “ lama Genduk Duku. Kembali Genduk Duku berduka, karena kehilangan kekasih hatinya, ditangan orang yang sama dengan pembunuh kakak sekaligus sahabatnya, Rara Mendut.
Buku ketiga: Lusi Lindri, perawan cantik putri Genduk Duku, sudah pasti gemar naik kuda seperti ibunya. Tumbuh besar di puri Tumenggung Singaranu. Suatu hari Kanjeng Ratu Mataram, berkenan memilih Lusi untuk menjadi Trinisat Kenya, pengawal elite Raja Mataram.
Lusi Lindri mulai mengenal dunia telik sandi alias mata-mata, dan menjadi mata-mata yang dipercaya oleh Ratu. Lusi juga mulai mengenal cinta, kepada Hans, putra seorang Belanda, tawanan Mataram dan akhirnya jatuh ke pelukan Peparing, seorang pimpinan pemberontak, duda satu anak. 
Reviewnya nih…
Secara keseluruhan, ceritanya kereeen banget. Girls Power. Ya….kisah Rara Mendut bercerita tentang perjalanan hidup 3 perempuan hebat di masa itu, di masa ketika perempuan tidak ubahnya hanya dianggap sebagai barang yang hanya bisa dimiliki, dipajang, dipakai bahkan dibagikan.  Rara Mendut, Genduk Duku, Lusi Lindri, berani mempertahankan prinsip mereka, biarpun harus merelakan kehilangan kesenangan , kenyaman bahkan orang yang sangat mereka cintai. Mereka juga cerdas dan penuh perhitungan dalam melakukan segala hal, contohnya ketika Rara Mendut dipaksa membayar pajak, atau ketika Genduk Duku memberi pelajaran kepada lelaki yang menggodanya, atau ketika Lusi Lindri harus melindungi kekasih hatinya.
Sementara kaum lelaki di sini justru dikisahkan sebagai kaum yang lemah, karena hanya akibat satu perempuan, mereka sampai tidak bisa makan dan tidur, akibat nafsu mereka untuk menguasai  seorang perempuan tidak terlaksana, padahal di medan peperangan , mereka adalah prajurit yang gagah berani.
Rama Mangun menceritakan kisah penuh intrik ini dengan ringan diselingi humor-humor segar, meskipun kadang harus berkonsentrasi penuh saat membaca syair-syair petuah yang kebanyakan ditulis dalam bahasa Jawa, dan cepat-cepat mencari terjemahannya di catatan kaki. Salut juga pada Rama Mangun yang sebagai seorang lelaki tapi piawai menuliskan tentang perasaan perempuan dalam kisah ini. Meski ada tokoh lelaki “brengsek” , Rama Mangun juga memasukkan tokoh lelaki baik tapi “sableng” seperti  Pangeran Selarong yang menjadi “penyegar”  setelah membaca berlembar-lembar halaman buku ini.
Bukunya yang setebal bantal (799 halaman) memang sempat membuat frustasi, tapi cerita yang disajikan ternyata tidaklah seberat bukunya. Footnote yang untuk sebagian orang dianggap terlalu banyak dan mengganggu, bagi saya pribadi cukup membantu karena repot juga jika harus membolak-balik glossary, yang biasanya disimpan di bagian belakang buku.  
Selain sebagai kolumnis, Romo Mangun juga sempat menjadi Dosen Sejarah Kebudayaan Arsitektur di Universitas Gajah Mada. Hasil karyanya telah terpilih dalam Sayembara “Kincir Emas” yang diselenggarakan Radio Nederland,  cerpen “Mbak Pung” hasil karyanya, menjadi pemenang kedua dalam lomba cerpen majalah Kartini tahun 1981. Romo Mangun meninggal dunia tahun 2000, dimakamkan di Kentungan Yogya karta.