Gak tau kenapa, saya lebih suka makan kerupuk yang rada tutung alias gosong. Mungkin karena ada rasa-rasa tutung-nya itu yang bikin saya ketagihan makan kerupuk tutung.
Lucunya, dulu, seisi rumah suka marah kalo saya yang kebagian beli kerupuk dari tukang kerupuk keliling yang lewat depan rumah....kenapa? soalnya saya selalu memilih untuk memborong semua kerupuk tutung yang ada di blek kerupuk raksasa si emang penjual kerupuk...hehe
Akibatnya, kerupuk yang terhidang di meja berwarna coklat tutung semua.
Tapi ternyata, biar dicaci, kebiasaan saya ini jadi menular pada adik-adik dan papa saya. Hanya mama yang sampe sekarang gak doyan kerupuk tutung.
Kemarin pagi, pas mau berangkat ke pasar, si tukang kerupuk nongol, dia langsung tersenyum lebar...."Neng, kamana wae...tos lami teu pendak, biasa nu ngagaleuh Ibu, janten kurupuk tutung abdi teu digaleuh" (terjemahan: neng kemana aja, lama tak bertemua, biasanya yang beli ibu, jadi kerupuk gosong saya gak dibeli) ....hehe
ternyata si tukang kerupuk kehilangan saya, sebagai pelanggan yang biasa dengan rela hati menghabisnya (baca : memborong) kerupuk-kerupuk gosong-nya itu.
Jadilah kemarin saya pesta kerupuk tutung, karena sebagai tanda kangen-nya, si tukang kerupuk memberi saya bonus 10 biji kerupuk tutung tambahan